Profil Ruben Amorim: Suksesor Sir Alex Ferguson di Manchester United?

Per 1 November 2024, Ruben Amorim resmi didapuk sebagai manajer baru Manchester United (MU) untuk menggantikan Erik Ten Hag. Hal tersebut menyusul diberhentikannya Ten Hag dari kursi kepelatihan pada 28 Oktober 2024 lalu. Mantan pelatih Ajax tersebut gagal membawa kemenangan pada laga-laga krusial, sehingga tim Setan Merah terlempar dari klasmen 10 besar.

Karir gemilang Amorim di Liga Utama Portugal lantas menarik perhatian manajemen MU untuk membawanya ke Old Trafford. Karena terikat kontrak dengan Sporting CP hingga tahun 2026, maka MU harus mengeluarkan 10 juta Euro atau sekitar 170 miliar Rupiah untuk menebus pemain bernama lengkap Ruben Filipe Marques Amorim tersebut. Lantas, seperti apa profil sang pelatih bertangan dingin dari Portugal. Simak rangkumannya berikut.

1. Ruben Amorim memiliki karir yang singkat sebagai pemain sepak bola dan pensiun di usia muda

Ruben Amorim memulai karir profesionalnya di tim divisi satu Portugal Belenenses pada tahun 2003 sebelum akhirnya pindah ke Benfica pada musim panas 2008. Di Benfica, mantan pemain Timnas Portugal yang mengantongi 14 cap tersebut mencatatkan penampilan sebanyak 154 kali selama 6 musim dan berhasil membawa klub memenangi Liga Utama Portugal, Primeira League, sebanyak 3 kali.

Perjalan karir Amorim di Benfica tak selamanya mulus, ia sempat dipinjamkan selam 18 bulan ke Braga pada Januari 2012 hingga musim panas 2013. Hal tersebut ditengarai adanya konflik antara Amorim dan sang pelatih, Jorge Jesus. Amorim mengkritik pemilihan pemain Jesus yang dinilainya kurang menyertakan pemain Portugal di dalam skuad. Ketengan terus berlanjut hingga Amorim menolak berlatih dengan pemain cadangan yang lain setelah pertandingan melawan Rio Ave, dimana ia melakukan pemanasan beberapa menit tetapi tidak dimainkan.

Tak lama setelah kembali ke Benfica,  Amorim kembali dipinjamkan selama semusim ke klub Qatar al-Wakrah setelah mengalami cidera ACL. Bahkan di Al Wakrah, ia butuh waktu empat bulan untuk benar-benar pulih dari cidera dan menjalani debut pertamanya.

Ia kemudian mengakhiri kontraknya dengan Benfica dan pensiun pada 2017 ketika usianya masih menginjak 32 tahun.

2. Diskors sebagai pelatih karena tidak memenuhi syarat kepelatihan

Pasca gantung sepatu, Amorim tak menghentikan langkahnya di dunia sepak bola. Ia mengambil lisensi kepelatihan UEFA di Belfast.

Tak sabar menjalani debut sebagai pelatih, Amorim nekat melatih tim divisi tiga Casa Pia ketika persyaratan sebagai pelatih belum terpenuhi. Akibatnya, Casa Pia mendapat ancaman pengurangan poin dan Amorim diskors selama dua belas bulan, sehingga ia tak bisa  memberikan instruksi langsung kepada timnya dari pinggir lapangan.

3. Karir kepelatihan yang gemilang bersama Sporting CP

Keputusan manajemen MU untuk menunjuk Amorim sebagai pelatih sempat mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, pelatih 39 tahun tersebut dianggap minim pengalaman, terutama untuk menangai klub sebesar MU di liga paling kompetitif di dunia. Meskipun berhasil mebawa Sporting CP sebagai juara Primeira League setelah paceklik gelar selama 19 tahun, namun Amorim harus bekerja ekstra keras untuk mengembalikan MU ke klasmen atas.

Kembali ke masa-masa awal karirnya sebagai manager klub, setelah mendapat hukuman karena tidak memenuhi lisensi kepelatihan UEFA saat melatih Casa Pia, butuh waktu sembilan bulan bagi Amorim untuk menyelesaikan kursus kepelatihan. Ia kemudian ia bergabung dengan Braga B setelah mengantongi lisensi yang dipersyaratkan.

Setelah tiga bulan, ia didapuk sebagai kepala pelatih tim utama Braga. Amorim mencatatkan hasil yang luar biasa bagi Braga, diantaranya dua kali kemengan dengan Porto dan kemenangan di kandang Benefica setelah 65 tahun. Selain itu, ia juga berhasil membawa Braga menjuarai Primeira League.

Hasil moncer Braga dalam waktu singkat menarik perhatian Sporting CP, klub rela merogoh koceh sebesar 10 juta Euro untuk mengamankan jasa Amorim dan tercatat sebagai salah satu biaya paling tinggi untuk seorang manajer klub. Tak sia-sia, di bawah tangan dingin Amorim, Sporting CP berhasil menjuarai Primeira League setelah 19 tahun dan berhasil menyabet gelar yang sama pada kompetisi musim berikutnya.

4. Sempat dirumorkan menggantikan Pep Guardiola di Manchester City

Sebelum resmi melatih tim Setan Merah, Amorim sempat dihubungkan dengan beberapa klub besar, salah satunya Manchester City. Koneksi Amorim dengan sang juara Premier League berakar dari  Viena Hugo. Hugo merupakan mantan direktur sepakbola Sporting CP yang saat ini menggantikan Txiki Begiristain sebagai direktur sepak bola Manchaster City. Viena-lah yang memboyong Amorim dari Braga untuk menjadi juru latih di Sporting CP pada tahun 2018.

Dengan adanya koneksi ini, dugaan mencuat bahwa Hugo akan kembali memboyong Amorim ke Etihad di tengah situasi krisis yang dialami klub akibat kekalahan yang beruntun di bawah kepelatihan Pep Guardiola.

Amorim juga sempat dilirik Liverpool, Barcelona, Bayern Munich, dan West Ham sebelum melatih Sporting CP.

5. Digadang-gadang sebagai the Next Sir Alex Ferguson

Meski banyak diragukan oleh publik sepak bola, namun tampaknya Amorim yakin mampu membawa MU ke arah yang lebih baik. Optimisme juga mulai muncul dari fans MU pasca kemengan telak Sporting CP ketika menjamu Manchester City pada Matchday 4 Liga Champions 2023/2024 pada 6 Nopember 2024 lalu dengan skor akhir 4-1. Pertandingan tersebut merupakan pertandingan terakhir Sporting PC di bawah Amorim sebelum melanjutkan karirnya di MU.

Sejak saat itu, fans MU mulai berasumsi bahwa Amorim akan menjadi penerus Sir Alex Fergosun yang membawa MU menduduki posisi tertinggi dalam turnamen Premier League dan turnamen-turnamen bergengsi lainnya. Bahkan, Amorim dalam sebuah wawancara sebelum pertandingan mengungkapkan bahwa, “Jika Sporting Bungkam Man City, Saya Akan Dianggap Ferguson Baru oleh Fans MU”.