16 Fakta Menarik tentang Putri Diana: Keluarga, Pernikahan dengan Raja Charles III, Tragedi Kecelakaan, dan Kontroversi

Bertahun-tahun sebelum kematiannya, Putri Diana atau Lady Diana adalah simbol kerajaan Inggris. Ia begitu dicintai dan diidolakan. Bukan hanya oleh masyarakat Inggris, tetapi juga oleh masyarakat dunia.

Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, dalam sebuah pidato pasca kematian Sang Putri, menyebut Putri Diana sebagai People’s Princess. Hal tersebut karena ibu dari Pangeran William dan Pangeran Harry tersebut memiliki kedekatan yang sangat erat dengan masyarakat, bahkan ia aktif dalam banyak kegiatan kemanusiaan.

Kerap tampil modis hingga menjadi ikon mode semasa menjadi putri kerajaan, kehidupan pribadi Putri Diana tak seindah yang kita  bayangkan. Pernikahannya dengan Pangeran Charles (sekarang Raja Charles III) tak berjalan mulus, bahkan berakhir dengan perceraian. Hingga saat ini, kronologi kecelakaan tragis yang menimpa Lady Diana Frances Spancer (nama masa kecil), pun masih menyisakan teka-teki bagi banyak orang.

1. Berasal dari keluarga bangsawan Inggris, kedua orang tuanya bercerai saat Putri Diana masih kanak-kanak

Meskipun bukan dari keluarga kerajaan, Putri Diana berasal salah satu keluarga bangsawan berpengaruh di Inggris, yaitu keluarga Spencer. Ayahnya, Edward John Spencer, bergelar Earl Spencer ke-8. Sementara, ibunya, Frances Shand Kydd, merupakan putri dari Maurice Roche, Baron Fermoy ke-4 yang juga seorang bangsawan dan dekat dengan keluarga kerajaan.

Kedua orang tua Putri Diana bercerai pada tahun 1969, ketika ia berusia delapan tahun. Tak lama setelah bercerai, ibunya menikah dengan seorang pengusaha Inggris, Peter Shand Kydd,  pada tahun 1969. Frances kehilangan hak asuh atas anak-anaknya, Diana kecil pun diasuh oleh ayahnya bersama dengan dua kakak perempuan (Sarah dan Jane Spencer) dan satu adik laki-lakinya (Charles Spencer).

Baru pada tahun 1976, sang ayah, Edward, menikah dengan Raine Mccorquodale yang merupakan putri dari novelis sekaligus sosialita, Dame Barbara Cartland.

Hubungan Diana dan ibu tirinya mengalami pasang surut. Semasa muda, Diana kerap menjuluki Raine sebagai “Acid Raine” dan menyanyikan lagu “Raine, Raine, go away!” untuk mengoloknya. Namun, pasca bercerai dengan Pangeran Charles, hubungan Putri Diana dan Raine mulai membaik, bahkan keduanya kerap menghabiskan waktu bersama layaknya seorang sahabat.

Bertolak belakang, hubungan dengan Frances, ibu kandunya, tak berjalan baik. Dilansir dari The New York Times, Frances mengungkapkan bahwa Diana mengembalikan semua surat yang ia kirim tanpa pernah membukanya. 

2. Kedua neneknya adalah dayang Ratu Elizabeth, ibu suri

Jauh sebelum Putri Diana menikah dengan Pangeran Charles, keluarga keduanya telah memiliki hubungan yang dekat. Nenek Putri Diana dari pihak ibu, Ruth Roche, Baroness Fermoy, adalah dayang Ratu Elizabeth, ibu suri (ibu dari Ratu Elizabeth II). Setali dua uang, nenek dari pihak ayah, Cynthia Spencer juga merupakan dayang Ratu Elizabeth, ibu suri.

Ruth Roche, Baroness Fermoy adalah putri dari Kolonel William Smith Gill yang merupakan tuan tanah kaya-raya di Skotlandia. Ruth Roche, Baroness Fermoy mendapat gelar kebangsawan Irlandia setelah menikah dengan Maurice Roche, Baron Fermoy IV, pada tahun 1931. Pasangan tersebut memiliki tiga orang anak, salah satunya adalah Frances Shand Kydd yang merupakan ibu dari Putri Diana.  

Menjadi dayang bagi Ratu Elizabeth, ibu suri, Ruth Roche, Baroness Fermoy berada di lingkaran dalam istana. Ia kerap menghabiskan waktu bersama Ratu Elizabeth, ibu suri di Royal Lodge dan Clarence House. Ia jugalah yang mengatur pesta-pesta Ratu Elizabeth, ibu suri. Karena itu banyak yang mengasumsikan bahwa mereka-lah yang menjodohkan Putri Diana dan Pangeran Charles.

Sementara itu, Cynthia Spencer menikah dengan Albert Edward John Spencer dan memiliki dua anak, yaitu Lady Anne Spencer dan Edward John Spencer yang merupakan ayah Diana. Cynthia Spencer ditunjuk sebagai Lady of Bedchamber atau dayang bagi Ratu Elizabeth, ibu suri pada tahun 1937. Ia melanjutkan peran tersebut setelah Ratu Elizabeth, ibu suri menjadi ibu suri pada tahun 1952, dan tetap menjabat sampai kematiannya.

3. Putri Diana bercita-cita menjadi balerina profesional

Menjadi balerina adalah mimpi Putri Diana yang tak pernah terwujud. Obsesinya untuk bergabung  dengan perusahaan balet terkemuka dunia yang berbasis di London, The Royal Ballet, pun harus pupus.

Tinggi badan Putri Diana yang mencapai sekitar 178 cm, dianggap terlalu jangkung, kurang ideal untuk seorang penari balet perempuan  profesional.

Meskipun demikian, kecintaannya pada balet tidak pudar. Setelah menikah, Putri Diana kerap menghadiri pertunjukan The Royal Ballet, ia bahkan menjadi pelindung English National Ballet (ENB).

4. Kurang berprestasi di sekolah dan sempat menjalani pekerjaan serabutan sebelum menikahi Pangeran Charles

Berasal dari keluarga bangsawan Inggris, tak lantas membuat Putri Diana mengenyam pendidikan tinggi. Hingga menginjak usia tujuh tahun, Putri Diana belajar secara home schooling dengan seorang pengasuh bernama Gertrude Allen.

Pada tahun 1968, Diana belajar di Silfield Private School di Gayton, Norfolk. Sebuah sekolah kecil yang baru dibuka dan hanya memiliki empat puluh murid yang berasal dari petani lokal dan keluarga kaya. Kemudian, di usia sembilan tahun, Diana belajar di sekolah asrama perempuan, Riddlesworth Hall School, di Norfolk

Pada tahun 1973, ia belajar di West Heath Girls’ School di Sevenoaks, Kent, bersama sepupunya, Diana Mcfarland. Diana gagal dalam beberapa ujian dan akhirnya melanjutkan pendidikannya di Institut Alpin Videmanette di Swiss, dimana ia menerima pelajaran bermain ski, menjahit, memasak, dan Bahasa Perancis daripada pelajaran akademis. 

Sekembalinya dari Swiss, Diana menjalani berbagai macam pekerjaan, ia sempat menjadi instruktur tari untuk anak-anak, kemudian ia menjadi guru di playgroup, serta memiliki pekerjaan tambahan seperti membersihkan rumah dan menyajikan makanan pembuka di pesta koktail.

Selain itu, ia juga pernah menjadi pengasuh anak bagi pengusaha wanita berdarah Amerika Serikat di London,  Mary Robertson. Awalnya, Robertson tak mengetahui bahwa pengasuh anaknya berasal dari keluarga bangsawan Inggris, hingga Diana secara tak sengaja meninggalkan kartu yang bertuliskan “Lady Diana Spencer”.

5. Pangeran Charles sempat dekat dengan kakak perempuan Putri Diana, Sarah Spencer

Sarah Spencer atau yang sekarang dikenal sebagai Lady Sarah McCorquodale yang juga merupakan kakak dari Putri Diana sempat mengencani Pangeran Charles pada tahun 1977. Menurut penulis buku The Diana Chronicles, kala itu Sarah kerap menerima undangan ke Windsor dan Balmoral yang menjadi pertanda ketertarikan Pangeran Charles kepadanya.

Namun hubungan mereka tidak bertahan lama. Meskipun demikian, hubungan Sarah dan Kerajaan Inggris masih terjalin baik, hingga sarah memperkenalkan Putri Diana dengan Pangeran Charles.

6. Pernikahannya dengan Pangeran Charles hampir batal

Dilansir dari People, peramal astrologi Putri Diana, Penny Thornton, mengungkapkan bahwa pernikahan antara Pangeran Charles dan Putri Diana hampir saja batal. “Salah satu hal paling mengejutkan yang dikatakan Diana kepada saya adalah bahwa pada malam sebelum pernikahan, Charles mengatakan kepadanya bahwa dia tidak mencintainya,” ungkap Thornton dalam sebuah dokumenter ITV. 

“Saya pikir Charles tidak ingin pergi ke pesta pernikahan dengan alasan yang salah. Dia (Charles) ingin menyamakannya (Camilla) dengan dia (Diana) dan itu menghancurkan Diana. Dia (Diana) tidak ingin melanjutkan pernikahan pada saat itu, dia (Diana) berpikir untuk tidak menghadiri pernikahan.”

7. Putri Diana menikah di usia 20 tahun, gaun pengantinnya memecahkan rekor

Putri Diana dan Pangeran Charles menikah pada tahun 1981, pernikahan super megah yang disaksikan jutaan warga dunia tersebut berlangsung di St. Paul’s Cathedral. Bak pernikahan dalam negeri dongeng, Putri Diana menuju ke lokasi pernikahan dengan kereta kuda, disambut bukan hanya oleh calon suami dan keluarga, tetapi juga ribuan warga Inggris yang ingin menyaksikan secara langsung sang calon ratu masa depan.

Putri Diana mengenakan gaun rancangan suami istri, David dan Elizabeth Emanuel, yang menjadi salah satu gaun pengantin paling ikonik, bahkan memecahkan rekor dengan train terpanjang, yaitu 25 kaki atau kurang lebih 7,62 meter. Gaun pengantin yang diperkirakan menelan biaya 9.000 pound sterling tersebut dihiasi dengan 10.000 induk payet mutiara, bordir benang emas, dan renda antik milik Ratu Mary.

8. Aktivis kemanusian yang peduli terhadap penyandang HIV/AIDS

Meskipun berstatus anggota keluarga kerajaan Inggris yang terkenal dengan gaya hidup mewah dan status tinggi, Putri Diana tidak segan mendekati masalah sosial secara langsung. Putri Diana dikenal aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan, seperti penanggulangan HIV/AIDS, penanggulangan ranjau darat, kampanye kanker payudara, dan sebagainya.

9. Mengundang Cindy Crawford ke istana untuk Pangeran William dan Pangeran Harry

Supermodel Cindy Crawford memposting fotonya bersama Putri Diana tepat di tanggal kematian Sang Putri pada tahun 2017 silam. Hal tersebut ia lakukan untuk mengenang dua puluh tahun kepergian Putri Diana. Dalam caption, Crawford menuliskan kenangannya tentang Putri Diana, termasuk momen minum teh di Istana Kensington dan penampilan kejutan untuk Pangeran William dan Pangeran Harry.

“Saya gugup dan tidak tahu harus mengenakan apa, tapi ingat begitu dia masuk ke kamar dan kami mulai berbicara, rasanya seperti berbicara dengan seorang pacar. Dia adalah seorang class act dan menunjukkan kepada kita semua bagaimana seorang putri modern seharusnya.”

10. Berjuang dengan gangguan makan (bulimia)

Dalam wawancara dengan Martin Bashir untuk Panorama, BBC, Putri Diana menegaskan bahwa ia telah menderita bulimia selama beberapa tahun.

Dilansir dari Vogue, Anthony Holden dalam Vanity Fair Edisi 1993 menuliskan bahwa ketidakbahagiaan mendalam Putri Diana dengan hubungannya (pernikahan dengan Pangeran Charles) menjadi pemicu utamanya (bulimia), “Bulimia nervosa, gangguan makan yang dialami Diana dalam waktu satu tahun setelah menjadi Princess of Wales, bukanlah (seperti yang diduga oleh teman-teman Charles) penyakit yang membuat pernikahan menjadi buruk. Itu adalah penyakit yang disebabkan oleh pernikahan yang buruk.”

11. Memiliki hubungan spesial dengan pria ketika masih berstatus istri Pangeran Charles

Sudah menjadi rahasia umum dalam keluarga kerajaan Inggris, bahwa pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Keduanya bahkan kerap dirumorkan menjalin hubungan romantis dengan orang ketiga.

Pada masa itu, yang sering kita dengar adalah perselingkuhan Pangeran Charles dan Camilla Parker Bowles, akan tetapi hubungan spesial Putri Diana dan Kapten Angkatan Laut Inggris, James Hewitt, juga menarik perhatian. Apalagi setelah Hewitt menerbitkan buku yang berjudul Diana, Love and War pada tahun 1999.  Dalam buku tersebut dikisahkan secara detail hubungannya dengan Diana  yang ketika itu masih menjadi istri Pangeran Charles.  

Perselingkuhan yang berlangsung sepanjang 1986 hingga 1991 tersebut terjadi setelah Putri Diana dan Hewitt pertama kali bertemu di sebuah pesta yang diadakan dayang Putri Diana, Hazel West, pada tahun 1986. Hewitt mengungkapkan bahwa Putri Diana memintanya untuk memberikan pelajaran berkuda. “Hanya satu hal yang salah,” tulisnya dalam Love and War. “Kami jatuh cinta.”

Hewitt  yang merupakan instruktur berkuda kerajaan juga terlibat dalam penulisan Princess in Love bersama Anna Pasternak yang terbit pada tahun 2017.  

Selain Hawitt, Barry Mannakee adalah pria yang juga diisukan menjalin asmara dengan Putri Diana. Ia merupakan ajudan sang putri yang sebelumnya bertugas sebagai pawang anjing polisi yang telah bekerja di Royalty and Diplomatic Protection Group sejak 1983. Pada April 1985, Mannakee yang kala itu berusia 37 tahun, ditugaskan untuk menjaga Putri Diana. Seperti halnya Putri Diana, Mannakee telah menikah dengan seorang ahli pijat refleksi bernama Susan, ia memiliki dua orang anak, keduanya perempuan.

Penulis Biografi, Sally Baddel, menulis dalam Diana in Search of Herself bahwa Mannakee “memiliki kepribadian yang lucu” dan “membuat Diana langsung merasa nyaman”.

Pada 22 Mei 1987, Mannakee, yang kala itu berusia 39 tahun, ditabrak oleh seorang pengemudi berusia 17 tahun yang tidak berpengalaman saat sedang mengendarai sepeda motor. Diana mendengar berita itu saat menghadiri Cannes Film Festival dan ia sangat terpukul. “Ini adalah pukulan terbesar dalam hidup saya,” ungkap Putri Diana. Muncul spekulasi bahwa Mannakee sengaja dibunuh karena kedekatanya dengan Princess of Wales dan hingga kini hal tersebut masih menjadi misteri. 

12. Diana telah mengantisipasi kematiannya sendiri

Dilansir dari Independent, Putri Diana tampaknya memiliki firasat tentang kematiannya sejak dua tahun sebelum kecelakaan tragis di Paris yang menimpanya benar-benar terjadi. Klaim tersebut terungkap dari serial dokumenter empat bagian, The Diana Investigations. Klaim mengacu pada Mischon Note, sebuah catatan yang ditulis oleh Victor Mishcon pada tahun 1995 ketika ia menjadi penasihat hukum Putri Diana.

Dalam catatan tulisan tangan yang ditujukan kepada kepala pelayannya, Paul Burrell, pada bulan Oktober 1993, Putri Diana menulis, “Suami saya merencanakan kecelakaan di mobil saya, kegagalan rem dan cedera kepala serius untuk membuat jalan yang jelas baginya untuk menikahi (Camilla).”

13. Putri Diana mengalami kecelakaan tragis di usianya yang ke-36 tahun, setahun setelah perceraiannya dengan Pangeran Charles, dan hubungannya dengan Dodi Al Fayed

Setelah menjalani pernikahan selama satu setengah dekade dengan Pangeran Charles, Putri Diana resmi bercerai pada tahun 1996. Setahun kemudian, Putri Diana menjalani hubungan romantis dengan Dodi Al Fayed yang merupakan putra dari pemilik Harrold Department Store Mohamed Al Fayed.

Nahas, liburan musim panas romantis di Paris yang mereka rencanakan berubah menjadi malapetaka ketika mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakan tragis di terowongan Pont de l’ Alma. Dodi Al Fayed dan sang sopir, Henri Paul, meninggal seketika. Sementara itu, Putri Diana berusaha diselamatkan oleh tenaga medis Pitié-Salpêtrière Hospital selama berjam-jam, sebelum akhirnya People’s Princess dinyatakan meninggal dunia.

Mobil yang ditumpangi Putri Diana dan kekasihnya melaju dengan kecepatan tinggi bukan tanpa sebab. Diduga mobil melaju dengan kecepatan 121 mph untuk menghindari kejaran paparazi. Hasil penyelidikan mengungkapkan bahwa sopir dalam kondisi mabuk di malam terjadinya kecelakan fatal tersebut. Selain itu, kandungan alkohol dalam tubuh Paul tiga kali lipat dari batas yang dilegalkan Perancis. Pun diduga Paul mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi kemampuan mengemudinya. Hal-hal tersebutlah yang diduga menjadi penyebab kecelakaan Putri Diana.

Meskipun demikian, kecelakaan Sang Putri masih menyisakan misteri, berbagai teori konspirasi mengenai keterlibatan pihak ketiga dan kematian yang direncanakan muncul ke publik.

14. Mengunjungi Indonesia pada tahun 1993

Pada tahun 1993, Putri Diana mengunjungi Indonesia dalam rangka mendukung kampanye kemanusiaan, seperti kesadaran HIV/AIDS dan penanggulangan kemiskinan. Selama kunjungannya, Putri Diana bertemu dengan pihak atau organisasi yang bekerja untuk kesejahteraan sosial dan kemanusian. Selain itu, Putri Diana juga mengunjungi rumah sakit dan bertemu dengan anak-anak dan orang-orang yang terkena dampak HIV/AIDS.

15. Makam Putri Diana Dikelilingi Danau Oval (The Oval Lake)

Putri Diana disemayamkan di Danau Ovalkeluarga Spencer di Althorp Estate, Northamptonshire, Inggris. Pulau ini dikelilingi oleh danau buatan yang disebut The Oval Lake. Pulau hanya dapat diakses oleh anggota keluarga dekat. Suasanya yang tenang dan damai menjadikannya tempat peristirahatan terakhir yang ideal bagi Sang Putri.

16. Hadiah di usia 60 tahun

Pada 1 Juli 2021, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-60, telah diresmikan patung Putri Diana di Sunken Garden, Istana Kensington, London. Patung buatan seniman Ian Rank-Broadley tersebut menggambarkan Putri Diana yang dikelilingi tiga anak kecil. Hal tersebut melambangkan kecintaan Putri Diana kepada anak-anak, pengaruhnya terhadap generasi muda, dan kepeduliannya terhadap kemanusiaan.